Saturday, April 7, 2012

Myanmar Ganti Bendera, Nama Resmi, & Lagu Kebangsaan

Selasa, 26 Oktober 2010, 05:22 WIB
Myanmar Ganti Bendera, Nama Resmi, & Lagu Kebangsaan
Bendera baru Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON--Militer yang memerintah Myanmar mengganti bendera nasional, lagu kebangsaan, dan nama resmi Myanmar pada Kamis. Pergantian itu, hanya dua minggu menjelang pemilu pertama negara itu dalam 20 tahun, kata media pemerintah setempat. Perubahan itu diuraikan di konstitusi baru yang dipublikasikan pada 2008, namun pemerintah tidak mengumumkan tanggal pengenalannya.

Nama resmi baru negara itu adalah 'Republic of the Union of Myanmar' yang sebelumnyanya 'Union of Myanmar'. Pihak militer yang telah memerintah sejak kudeta 1962, mengubah nama negara itu menjadi bahasa Inggris dari Burma menjadi Myanmar pada 1989, setahun setelah berkembangnya protes atas pemerintahan militer dan setahun sebelum pemilu terakhir.

Pemilu itu dimenangkan oleh partai pimpinan prodemokrasi Aung San Suu Kyi namun pihak militer mengabaikan hasilnya. Suu Kyi kemudian menghabiskan 15 tahun terakhir di tahanan dari masa hukuman 21 tahun. Bendera baru memiliki pita horizontal berwarna kuning di bagian atas, hijau tua di tengah, dan merah di bawah dengan bintang putih berada di tengah-tengah.

Tidak ada penjelasan resmi mengenai arti warna-warna itu atau pun perlambang dari bintang. Tidak ada penjelasan mengapa ada perubahan yang termasuk cap negara yang baru. Pejabat dari berbagai departemen pemerintah mengatakan kepada Reuters bahwa mereka diperintah untuk mengubah bendera.

"Kami terkejut ketika kami mendapat perintah lewat pemberitahuan singkat. Terdapat juga perintah yang menyebutkan bahwa bendera lama harus dibakar," kata seorang petugas pemerintah yang menolak disebut namanya.

Perintah menetapkan bahwa bendera lama harus diturunkan oleh orang yang lahir pada Selasa dan bendera baru harus dikibarkan oleh orang yang lahir pada Rabu, katanya. "Hal itu pasti diinstruksikan oleh para astrologis," katanya.

Pemerintah militer Myanmar yang tertutup akan tetap berkuasa secara penuh tanpa peduli siapa yang menang pada pemilu legislatif pada November 7, dan sangat percaya pada saran astrologis. Beberapa orang yang kebetulan lewat melihat upacara resmi perubahan bendera di Yangon City Hall. Seorang di antaranya yang menolak menyebutkan nama mengatakan perubahan itu mirip dengan menaruh anggur lama di botol baru, "Labelnya memang berubah namun apa yang sesungguhnya diperlukan adalah perubahan anggur."


Redaktur: Djibril Muhammad
 
sumber :  http://www.republika.co.id

No comments:

Post a Comment